Jumat, 04 November 2011

Ya Allah Aku Jatuh Cinta!


Ya Allah, yang membolak-balikkan hati kami
Selama ini aku tidak pernah tahu
Bagaimana rasa mencintai
Namun, aku berharap
Bila cinta hadir menyapaku
Aku tidak akan kehilangan Engkau
Ya Allah, selama ini aku hanya berharap
Semoga bisa mencintai
Orang yang memiliki cinta yang luar biasa kepadaMu
Ya Allah, selama ini aku juga berharap
Semoga bisa dicintai
Orang yang mengarahkanku
Menuju keridhaanMu
Pintaku ya Allah
Ijinkan aku memiliki rasa ini
Hingga ia menjadi indah di dada kami
Tanpa mengurangi rasa cinta kami kepadaMu (halaman 14)

Manusia adalah makhluk yang sempurna. Dalam sifat sempurnanya itu, terdapat hati yang berfungsi untuk merasakan. Dengan keajaiban yang diberikan Allah ta’ala, hati terkadang bisa mendorong mata untuk menangis dan bibir untuk tersenyum. Di hati inilah perasaan cinta itu hadir. Dengan inilah, manusia berhak untuk merasakan cinta, dicintai dan mencintai.(halaman 27)
  • Islam memandang cinta sebagai sesuatu yang biasa dan sederhana. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullah menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan. Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah dia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi). Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai. Mereka juga tidak dilarang untuk jatuh cinta. Hanya saja, Islam menyediakan penyaluran untuk itu melalui lembaga pernikahan. (Halaman 58)
Bila memang belum dirasa siap untuk menyemai cinta dalam bingkai pernikahan, maka sebaiknya cinta dipendam dan tidak dilanjutkan. Hal ini juga berlaku kepada mereka yang bukan ABG, namun belum siap menikah. (halaman 132)
Persoalannya bukan pada bagaimana memilih sosok yang paling cantik atau yang paling ganteng, melainkan sosok yang pas untuk menjadi pendamping hidup. Sosok yang tahu bagaimana mengarahkan bahtera rumah tangga agar selalu dalam bingkai keluarga dai.(halaman 138)

Kata-kata “Ya Ukhti, tunggulah aku. Aku akan menikahimu dua tahun lagi”tak perlu ada. Sebab kata-kata ini tidak mengundang kejelasan. Dia hanya menjanjikan sesuatu yang tidak pasti. Dan pada hakikatnya dia pun tidak perlu janji seperti ini. Janji ini seolah tanda jadi atau pengikat, padahal ia bukan seperti itu. Ia hanyalah pelega dan surga telinga saja. Karena janji menikahi dua tahun lagi tidaklah bisa dikatakan sebagai sebuah niatan proses nikah secara syar’i.(halaman 138&139)

Tak perlu pacaran islami, tak perlu mengobral janji, tak perlu juga menyiksa akhwat dengan hubungan yang tidak jelas statusnya. Bila memang ingin menikah, tancap gas Anda dan lakukan. Namun, bila tidak silahkan tekan pedal rem sekuatnya, dan lepaskan bila Anda sudah merasa siap segalanya.(halaman 139)
DIKUTIP DARI BUKU  YA Aku Jatuh Cinta !  

0 komentar:

Posting Komentar